Thursday, June 30, 2011

~coPy paSte~


Akan ku terus ketuk pintu Tuhanku
menangis dan mengadu
tentang dunia yang penuh sendu
di kala mata-mata sedang lesu beradu
akan ku seru namaMU
di penjuru waktu yang sunyi dan sayu

Akan ku terus ketuk pintu Tuhanku
sekalipun tanganku penuh debu
sedangkan pintu itu seputih susu dan salju
kerana ku tahu
Tuhanku tidak pernah menghalau tamu
yang datang bertemu dan menyeru
sekalipun dosa memenuhi angkasa
namun keampunanNYA memenuhi segala

Akan ku terus ketuk pintu Tuhanku
tanpa jemu,tanpa malu
selagi ku memanggilnya,DIA MAHA TAHU
aku hanya seorang hamba
ada dosa,ada pahala
namun DIA YANG MAHA MULIA
limpahan kemaafan tiada tepian
kerana DIA TUHAN AR-RAHMAN
sedangkan aku insan penuh kedaifan

Akan ku terus ketuk pintu Tuhanku
mengadu dalam sayu dan sendu
merintih tentang dunia yang letih
janganlah aku DIKAU sisih
dari kurniaan nikmat kasih
diri yang kotor pohon dibersih
terimalah istighfar dan tasbih

(MAZA)

P/S:kali nie,copy paste puisi dr asri,terjumpa kat blog dia masa merayau-rayau bersama pak cik google,,hoho.Memang sejak dulu lagi ana suka puisi,kalau time-time terlebih perasaan itu,maka,akan terhasil lah puisi dari ana yang entah ape2.Janji boleh lepaskan tension,eheh.Tapi puisi yang nie,memang buat diri rasa sebak,huhu,,nak dekatkan apa yang jauh.Hasbiyaallah,redhalah dengan diri ini,wahai Tuhan.

Saturday, June 25, 2011

~Berbahagia dalam Kesakitan~


Bismillahirrahmanirrahim,,

Salamun alaikum kepada semua sahabat-sahabat ana,,:)

Maaf,,membiarkan blog tersengih sebegitu lama dengan hanya memaparkan tajuk sahaja,,hehe,,tengok tajuk kat new post pon da rasa sakit.Actually,hari ini baru rasa sihat sikit,alhamdulillah.Hampir seminggu diri ini ditimpa demam+migrain,,dek penangan musim soifi ni,huhu.Rasa sangat-sangat tak berdaya.Subhanaallah,betapa rasa lemah tika nikmat yang allah bagi pinjaman itu ditarik buat seketika.Bagaimana pula dengan nikmat nyawa? Akan ditarik juga secara tiba-tiba.Semoga ana mati dalam kesudahan yang baik.

Cakap sal sakit,memang tak habis nak cerita kowt,hehe.Masa kat Malaysia lagi,allah banyak uji dengan kesakitan fizikal.Memang antibody lemah kowt.Mana tak nyer,asyik berpersatuan je dalam bilik tu,nak jeling manja kat padang sekolah pon susah,hehe.Memang tak sempat nak bersukan.Okla,tu dulu.Sebagai orang Islam,kena jaga kesihatan.Kita pegang amanah,tubuh badan tu,bukan milik kita ok,Allah bagi pinjam.So,kena jaga betol-betol la kan(berleter tuk diri sendiri,hoho).Maklumla,baru sedar diri,heh.

Hurm,time sakit tu,mula la fikir macam-macam.Ana ni,dah nak mati ke?Lain macam je sakit ni,Huhu,amalan tak banyak ag,rasa malu nak jumpa Allah time sakit macam ni.Amat bersyukur dengan nikmat sihat yang Allah bagi sebelum ni.Tapi nikmat sihat tu,ujian jugak sebenarnya kan?Mana taknye,masa sihat tu la banyak buang masa.Tak guna nikmat anggota badan yang Allah bagi tu betol-betol.Kan boleh buat ibadat sunat banyak2 time sihat ni.Astaghfirullah,maafkan hambamu ini Ya Allah.

Tapi,kalau fikir-fikir balik,rasa syukur and bahgia time sakit tu,walaupun hakikatnya memang sakit,hehe.Sebab rasa Allah sayang lebih,hoorey.At least pujuk hati la konon.Allah kan bagi sakit salah satu sebabnya nak hapus dosa hamba-hambaNYA.

Rasulullah Saw bersabda:

“Tiada seorang mu’min yang rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyaki tatau kesedihan (kesusahan) sampai duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya” (HR. Bukhari).



Waah,,terus tersenyum dalam kesakitan.Lepas tu,rasa sebak,nak nangis.Macam tu sekali Allah sayangkan hamba-hambaNYA kan?Ana lebih rela dapat kaffarah dosa dengan sakit daripada Allah bawak dosa-dosa tu kat akhirat,huhu,wa ilya zubillah.Terus rasa tak nak mengeluh dengan sakit dah.Nak senyum je kalau sakit(takut doktor confius lak,kui3)

Sakit pon,ada kebaikannya jugak kan,bukan sihat je..Nak tau?Ok,,sila lihat bawah,hehe.

1. Menghapus Dosa,

Ini merupakan keutamaan yang besar dari Allah Swt karena dengan sakit yang diderita oleh seorang muslim, dosa yang pernah dilakukannya boleh terhapus karena penderitaannya dalam menghadapi penyakit menjadi kafarat (penebus) dosanya.


2. Tetap Mendapatkan Pahala Dari Amal Kebaikan Yang Biasa Dilakukannya Diwaktu Sihat

Hal ini karena seseorang tidak boleh menjalankan amal kebaikan itu bukan karena dia tidak mahu, tetapi karena ia dalam keadaan sakit. misalnya kalau kita biasa ke masjid untuk shalat berjamaah, tentu kita mendapatkan pahala yang besar, setiap langkahnya diangkat baginya satu darjat dan dihapuskan satu kesalahannya kemudian malaikat akan terus mengucapkan shalawat (memintakan ampunan) kepadanya, selama dia masih berada di ruangan shalat tersebut , namun pada saat kita sakit tentu tidak mampu ke masjid tapi kita tetap mendapat pahalanya. Rasulullah Saw bersabda:

“Apabila salah seorang hamba sakit atau bepergian (safar), maka Allah mancatat pahalanya seperti pahala amal yang dikerjakannya sewaktu ia tidak bepergian atau sehat.” (HR. Bukhari).

Di dalam hadist lain, Rasulullah Saw bersabda yang menguatkan hadits di atas:

“Apabila seorang hamba sakit sedang dia biasa melakukan suatu kebaikan, maka Allah berfirman kepada malaikat: “Catatlah bagi hamba-Ku pahala seperti yang biasa ialakukan ketika sehat.” (HR. Abu Hanifah).

3. Memperoleh Pahala Kebaikan

Segala sesuatu yang terjadi pada manusia pasti ada hikmahnya. Seorang muslim yang sabar dalam menghadapi penyakit maka baginya pahala kebaikan. Rasulullah Saw bersabda:

“Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa.” (HR. Bukhari).

Di dalam hadits lain yang senada tentang ini, Rasulullah Saw bersabda:

Barangsiapa dikehendaki oleh Allah kebaikan baginya, maka dia (diuji) dengan suatu musibah. (HR. Bukhari).

4. Memperoleh Derajat Yang Tinggi di Sisi Allah SWT

Hal ini karena di dalam surga ada derajat tertentu yang harus dicapai, bila seorang muslim tidak mampu mencapainya dengan suatu amal, maka ia boleh memperoleh darjat yang tinggi itu dengan musibah atau penyakit yang dideritanya, misalnya mati syahid merupakan kematian yang sangat mulia, dia bisa dicapai dengan cara berperang di jalan Allah dan mati pada saat peperangan itu, namun bila seseorang ingin memperoleh kematian yang mulia itu, tapi perang di jalan Allah secara fisik tidak terjadi, maka ia tetap bisa mendapatkan derajat mati syahid dengan penyakit yang menimpa sehingga menyebabkan kematiannya, Rasulullah saw bersabda:

Wabah adalah syahadah (mati syahid) bagi setiap muslim.”(HR. Bukhari)

Di dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda:

“Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya, maka Allah menguji dan mencobanya agar dia dapat mencapai derajat itu.” (HR. Thabrani)

5. Memperoleh Ganjaran Berupa Surga

Manakala seorang muslim menghadapi penyakit dengan penuh kesabaran, misalnya penyakit yang sangat menderitakan dalam kehidupan ini seperti buta matanya, Rasulullah saw bersabda:

Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar, maka Aku ganti kedua matanya itu dengan surga.” (HR. Ahmad).

Dengan demikian, meskipun tidak menyenangkan, sakit merupakan ujian yang dapat memberikan keutamaan dan manfaat yang besar, baik bagi si penderita maupun keluarganya. Oleh karena itu, penyakit harus dihadapi dengan sikap, pemikiran dan perilaku yang positif. Ingat hukum Law of Attraction, kalau kita selalu berlaku positif, maka yang hal positif tersebut InsyaAllah akan datang ke kita. Misalnya ketika sakit kita cepat-cepat fikir dan memasukkan ke alam bawah sadar “sehat, kuat, sabar!!”. Maka hal tersebut dapat mempercepat kesembuhan kita.HOHO.

أتدري من يزيل الهم ان ضاقت بك الدنيا *****ومن يرعاك لا ينساك دوما كيفما تحيا

فسبحان الذي يهدي ويشفي حيرة العبد*****ويعطي دونما حدي جزيل الأجر في الدنيا

أتدري من يجيب العبد ابدى السوء أوارآ*****ومن يجزي على المعروف جنات وأنهارا

فقل يارب بلغني لدار الخلد والأمن *****ونفس كربتي عني وجنبني أذى الدنيا

أتدري من هدى الإنسان بالإحسان يوصيه****ولا يرضى له العصيان فـ أنظر كيف تعصيه

فمن تبدي له الشكوى ومن ترجوه ما تهوى****ومن في عفوه السلوى على ما كان في الدني



So,BERBAHGIALAH WALAUPUN SAKIT..taraa..^________^

Tuesday, June 14, 2011

~Izinkan Aku Ya Allah~


Bismillahirrahmanirrahim,.


Aku ingin mencari cahaya kebenaran, di sebalik kelamnya kejahilan,
Aku ingin memaut pada dahan kekuatan, di sebalik rapuhnya dedaun kelemahan,
Aku ingin membunuh kebatilan, di sebalik kepalsuan dunia yang penuh penipuan,
Aku ingin mengetuk pintu hati manusia,
yang penuh dengan kekerasan dosa-dosa semalam yang penuh kegelapan,
Aku menagih petunjuk Tuhan sekelian Alam,
Aku ingin mengenggam dunia, agar ISLAM kembali pada era kegemilangan,
mengalir dari arus zaman-zaman ISLAM yang penuh dengan duri perjuangan,
Aku ingin mengatakan pada dunia,
suatu hari nanti ISLAM pasti menang,
keyakinan terpahat kukuh dengan janji-janji Allah dalam Al-Quran,
Aku merenung maqam-maqam sahabat,
yang syahid tersenyum dalam kesakitan,
mereka bahagia di sisi Tuhan,
Jiwa aku membuak dengan harapan,
Aku tidak akan membiarkan darah mereka kering disia-siakan,
rasa sakit dengan manusia yang lalai dengan nikmat yang berpanjangan,
lupa pada azab Tuhan yang sering memberi peringatan,
Aku tahu,
Aku menunggu,
Menunggu sesuatu terjadi padaku,
Tetapi penungguan ini datang dengan dugaan dan cabaran,
Tiada sesuatu pun di dunia ini adalah percuma,
Aku berharap nanti,
KAU akan beritahu aku sekuatnya,
bahawa pada "HARI ITU", aku akan baik-baik sahaja,
Berikanlah aku kekuatan, untuk menempuh jalan kehidupan yang masih panjang,
Izinkan aku oh Tuhan, menempuh jalan yang telah kupilih dengan kepastian,
Izinkan aku berubah untuk masa depan ISLAM yang menjulang di awangan.

Saturday, June 4, 2011

~AhLan wAsaHlan Rejab ~


Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum W.B.R

Alhamdulillah ala kulli hal wafii kulli nikmah,

Dengan izin Allah SWT, kita sudahpun berada di pertengahan bulan Rejab dalam tahun Hijrah 1431 ini. Jika diperhatikan, manusia berbeza-beza dalam menyambut kedatangan bulan Rejab setiap tahun.

Ada yang langsung tidak menyedari datang dan perginya Rejab kerana terlampau sibuk dan kurang peka pula pada perjalanan takwim Islam. Tidak kurang yang menyambut kedatangan Rejab dengan penuh gembira dan bersemangat serta mempertingkatkan amalan di dalamnya.

Ada pula yang menyambutnya dengan terlampau mempermasalahkan dan mempertikaikan keistimewaannya dan kewajaran menambahkan amalan padanya.

Kita merasakan bahawa mereka yang paling beruntung adalah mereka yang memahami dan mengenali Rejab serta menunaikan hak hari-harinya sebagaimana yang selayaknya tanpa melampau atau mencuaikan.

Bagi kebanyakan mereka yang meraikan kedatangan Rejab, bulan ini dirasakan begitu istimewa kerana ia menandakan hampir ketibaan tetamu agung, Ramadan al-Mubarak.

Ramadan sudah tentulah dirindui dan dinanti-nanti oleh setiap mereka yang beriman dan para pencinta Allah SWT dan Rasul-Nya SAW. Tempias kecintaan kita kepada Ramadan turut terkena pada Rejab dan Syaaban sebagai pengapit dan pendamping setia kepada Ramadan.

Keterkaitan dalam keberkatan bulan-bulan Rejab, Syaaban dan Ramadan terlihat dalam sepotong doa yang diriwayatkan oleh Anas r.a daripada Rasulullah SAW yang bererti, “Ya Allah, Berkatilah kami pada bulan Rejab dan Syaaban, serta panjangkanlah umur kami hingga sampai ke bulan Ramadan”. (diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam al-Syua’aab, Ibn Abi al-Dunya dan Ibn Sunniy).

Sebenarnya keistimewaan Rejab turut disebut di dalam al-Quran dengan menyenaraikannya sebagai salah satu daripada empat bulan haram. Allah berfirman yang maksud-Nya: Sesungguhnya bilangan bulan disisi Allah ialah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram…. (at-Taubah: 36)

Para ulama bersepakat Rejab adalah antara bulan yang dimaksudkan oleh Allah SWT dalam ayat ini dan beberapa ayat lain. Jelas bahawa Allah SWT sendiri di dalam al-Quran telah memuliakan bulan Rejab dengan mengisytiharkannya sebagai salah satu daripada bulan-bulan haram.

Mengikut pandangan yang masyhur di kalangan ulama, Allah SWT juga telah memuliakan bulan Rejab dengan berlakunya di antara peristiwa terpenting dalam sirah Nabi SAW iaitu peristiwa Israk dan Mikraj di dalamnya.

Sebagai golongan hamba-Nya yang terpilih, keistimewaan bulan Rejab tidak terlepas daripada pandangan ulama baik dahulu dan sekarang. Mereka telah menunjukkan contoh serta menggalakkan kita mempertingkatkan amalan dengan bersangka baik dengan Allah SWT bahawa dengan keberkatan bulan ini ganjaran amalan dan rahmat Allah SWT akan berlipat ganda. (Imam Ibn Jarir al-Tobari ada meriwayatkan pandangan Ibn Abbas r.a mengenai hal ini dalam tafsirnya).

Jika dikira hubungan Rejab, Syaaban dan Ramadan memang sesuailah kita lebih banyak berpuasa dan solat sunat, tilawah al-Quran, berzikir dan bersedekah sebagai membina momentum ke arah penghayatan Ramadan yang lebih cemerlang.

Sebahagian ulama menganjurkan kita membanyakkan istighfar di bulan Rejab dengan semangat al-Takhalliy iaitu untuk mengosongkan atau membersihkan diri kita. Ini disusuli penganjuran kita memperbanyakkan berselawat ke atas Nabi SAW di bulan Syaaban sebagai fasa al-Tahalliy yang bererti mengisi atau memperhiaskan diri sesudah diri kita dikosongkan dan dibersihkan dengan istighfar dan taubat.

Sesudah kita bersiap dengan membersih dan memperhiaskan diri barulah layak untuk kita bertaqarrub langsung dengan Allah SWT (al-Tajalliy) dengan memperbanyakkan tilawah al-Quran, sepanjang Ramadan.

Jika direnungi, anjuran para ulama ini sangat mendalam falsafah dan hikmahnya demi membantu kita menghayati bulan-bulan yang mulia ini dengan lebih bermakna.

Jika menjadi keyakinan setiap mukmin bahawa hidup dunia ini sebagai suatu ujian atau peperiksaan besar, maka Ramadan dan segala hari dan bulan yang istimewa dalam Islam bolehlah dianggap sebagai kelas-kelas tambahan atau ujian-ujian latihan. Ia akan mendorong kita sentiasa peka dan siap-siaga dalam mengharungi proses ujian tersebut.

Dengan segala kelemahan yang ada pada diri insan adalah sukar untuk menempah kejayaan dalam ujian kehidupan ini jika kita tidak dapat menumpang belas ihsan dan rahmat Ilahi. Dan sememangnya Allah SWT maha kaya dengan sifat rahim, ihsan dan adil serta segala sifat-sifat kesempurnaan.

Di antara gambaran ihsan dan keadilan Allah SWT bagi kita para hambanya yang diletakkan dalam ujian yang getir ini, kita tidaklah dibiarkan sendirian tanpa panduan. Selari dengan fitrah manusia sukakan kepelbagaian, silih-berganti hari dan bulan Islam berserta dengan kaitannya dengan sirah Nabi memberi ruang untuk kita memperkukuhkan tautan kita dengan Allah SWT dan Rasul-Nya SAW.

Di bulan Rejab ini banyak masjid, surau dan institusi mengambil peluang mengadakan ceramah dan majlis Israk Mikraj. Perbuatan ini jika dianggap sebagai suatu adat dan tradisi untuk menghimpunkan orang ramai bagi mendekatkan diri mereka dengan agama tanpa dianggap sebagai suatu pensyariatan adalah suatu amalan yang terpuji dan tidak bercanggah dengan mana-mana usul agama.

Malah para pendakwah dan mereka yang cintakan agama sepatutnya sentiasa mencari munasabah bagi menghimpun orang-ramai dalam majlis-majlis yang dipenuhi dengan penambahan ilmu, peringatan, doa dan zikir.

Inilah antara pandangan tokoh besar ulama dunia Islam, al-Muhaddith Dr. Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki al-Hasani r.a dalam tulisan khususnya mengenai Israk dan Mikraj bertajuk al-Anwar al-Bahiyyah min Isra’ wa Mi’raj Khayr al-Bariyyah.

Beliau turut menegur golongan yang menentang penganjuran majlis sedemikian dengan katanya: “Memanfaatkan perhimpunan orang ramai dengan memberikan peringatan, petunjuk, nasihat dan mengarahkan mereka kepada kebaikan adalah lebih utama daripada menghalang, menolak dan mengingkari perhimpunan mereka dengan alasan yang tidak ke mana. Selama ini pun, apa yang dapat dilihat tegahan mereka tidak pun memberikan sebarang kesan”.

Sememangnya peristiwa Israk dan Mikraj menyajikan pelbagai pengajaran untuk memperkukuhkan lagi ikatan iman umat. Selain antara mukjizat besar yang membuktikan kenabian Nabi kita SAW, ia telah menjadi saat umat Islam dianugerahi ibadah solat sebagai Mikraj roh kepada Allah setiap hari.

Ia juga memperjelaskan keistimewaan kedudukan kita sebagai umat Nabi SAW dengan sebab menumpang keistimewaan dan keutamaan Nabi SAW yang menjadi Imam segala Nabi dan Rasul. Melalui peristiwa tersebut kita juga diperingatkan realiti kehidupan akhirat dengan balasan azab dan nikmat yang akhirnya meletakkan segala yang kita lalui dan punyai dalam kehidupan ini dalam perspektifnya yang sebenar.

Inilah sekadar segelintir perkara iktibar di sebalik kehadiran bulan Rejab dan peristiwa Israk dan Mikraj yang wajar diperincikan lagi dan diulang-ulangkan.

Malangnya ada juga penceramah yang kurang berhati-hati lalu dalam membicarakan tentang peristiwa ini turut membahaskan isu-isu kontroversi seperti mensabitkan tempat dan sifat bagi Allah SWT, Maha Suci Allah daripada menyerupai makhluknya.

Tokoh ulama mutakhir, Sheikh Yusuf al-Dijwi ada menegur tentang perkara ini dalam himpunan tulisan dan fatwanya.

Beliau menegaskan, adalah tidak wajar ayat-ayat mutashabihat berkaitan dengan isu ini dibicarakan kecuali di dalam majlis-majlis khusus di kalangan para ulama berdasarkan keperluan. (Maqalaat wa Fatawa al-Shaikh Yusuf al-Dijwi, (Kaherah, Dar al-Basoir, 2006) Jld 2, ms.724)

Semoga kita dikurniakan kesedaran, kesihatan, semangat dan himmah yang tinggi dalam naungan taufik untuk menunaikan hak setiap hari yang dikurniakan oleh Allah SWT kepada kita. Semoga bulan Rejab, Syaaban dan Ramadan kita tahun kita lebih baik daripada tahun sebelumnya.

http://pondokhabib.wordpress.com


p/s:Terasa kejap je masa berlalu,pejam celik,celik pejam,dah masuk bulan Rejab,allahuakbar.Jom tingkatkan amalan,kuatkan iman di hati,hiasi akhlak dgn sifat terpuji,insyaallah,semoga allah redhai duniawi dan ukhrawi.

Friday, June 3, 2011

~Ya Allah,,selamatkan dia,,,~







Bismillahirrahmanirrahim,,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,,

Alhamdulilllah,Allah masih lagi bagi pinjaman tuk bernafas di buminya,masih mampu tuk ketawa,dan juga masih mampu untuk menangis hiba.Ana baru je balik dari menziarahi maqam-maqam sahabat,alahamdulillah allah masih bagi peluang kepada diri ini tuk menjejakkan kaki di maqam para sahabat baginda R.A.

Dalam keasyikan bertadabbur ciptaan Allah sepanjang perjalanan,ana dikejutkan dengan berita dari Malaysia bahawa sahabat ana di sekolah Maahad Muhammadi (P) dahulu,Nur Nashuha Azmi, telah diculik dan dibogelkan ketika dia bersama suaminya,(Allah,rasa tidak terdaya untuk menyusun bicara yang sudah menjadi kelu dek musibah yang melanda sahabat nun di sana),T_T.

Rasa baru kejap je bercakap dengan kak shu(dia setahun lebih tua dari ana).Allahuakbar,rasa sebak,tak tau nak kata apa.Ana col sahabat-sahabat ana di Malaysia,diorang menangis.Terus hati ini rasa sangat sebak dan hiba.Ya Ilahi,,tolong jaga dan selamatkan Kak Shu.Sahabat-sahabat di luar sana,tolong doakan sahabat ana.Ana yakin,Allah lebih tahu apa yang berlaku.Pasti ada hikmah yang terlipat di sebalik musibah.Yup,itu sudah pasti.Teringat pula pada hadis nie,

“Jagalah Allah, nescaya Allah akan menjagamu.


Dari Ibnu Abbas RA, berkata: Pada suatu hari aku berada di belakang Rasulullah SAW (boncengan), lalu baginda bersabda: Wahai anak, peliharalah Allah nescaya (Dia) akan memelihara kamu, peliharalah Allah nescaya (Dia) akan berada di hadapan kamu, dan jika engkau memohon maka mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah, dan ketahuilah bahawa sekiranya umat berkumpul (bersepakat) untuk memberikan suatu manfaat kepadamu, nescaya mereka tidak akan mampu berbuat demikian melainkan dengan sesuatu yang telah ditetapkan (ditakdirkan) oleh Allah, dan sekiranya umat berkumpul (bersepakat) untuk mendatangkan bencana ke atas kamu, nescaya mereka tidak akan mampu berbuat demikian melainkan dengan sesuatu yang telah ditetapkan (ditakdirkan) oleh Allah. Dan telah diangkat segala pena dan telah kering segala buku.

(Hadis Hasan Sahih Riwayat Iman Tarmidzi)”

Yup,siapalah kita manusia untuk mengelak dan menghindari sesuatu yang ALLAH telah menuturkan "kun fayakun".Betapa kerdilnya seorang hamba itu,dan betapa berkuasanya SI PENCIPTA hamba itu.